Ketidakadilan Gender dalam Cerpen Ganja Putih dan Ceri Ungu untuk Kiai Karya Benny Arnas

Sabtu, 16 Juli 2022 06:01 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mengkaji tentang ketidakadilan gender dalam cerpen Ganja Putih dan Ceri Ungu untuk Kiai Karya Benny arnas

Karya sastra merupakan gambaran kehidupan manusia dan merupakan rekaan seseorang. Hasil rekaan tersebut bukan hanya sekedar Imajinasi melainkan juga diwarnai oleh latarbelakang kehidupan sosial masyarakat dan keyakinan pengarang. Karya sastra juga merupakan hasil penyampaian ide-ide dan pandangan tentang kehidupan manusia yang dituangkan secara kreatif dan dikemas dalam bentuk yang indah oleh sastrawan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Semi (1993:8), bahwa karya sastra merupakan karya kreatif sehingga sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia.
 
Salah satu produk karya sastra adalah cerpen. Salah satu masalah umum yang juga dimuat di dalam cerpen adalah masalah gender.
 
Gender adalah sifat serta peran yang melekat pada laki-laki dan perempuan secara sosial maupun kultural. Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi ketimpangan gender, contohnya adalah kekerasan yang sering terjadi pada orang yang dianggap lemah, dalam hal ini adalah wanita, pelecehan seksual, munculnya cinta sesama jenis (homo dan lesbianis), dan lain sebagainya. Berbagai bentuk ketimpangan gender itu kemudian dapat dijumpai di dalam karya sastra yang berbentuk fiksi yang hasilnya berupa puisi, prosa,dan drama.
 
Permasalahan yang muncul dari perspektif gender lebih difokuskan pada aspek sosial yang melihat perbedaan jenis kelamin manusia dalam kedudukannya di tengah masyarakat. Permasalahan tersebut tidak akan terjadi jika ada keadilan dan kesetaraan hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam ruang pergaulan sosial yang saling menghargai, berperikemanusiaan, dan mengedepankan kesepahaman satu sama lain. Fakta membuktikan bahwa makhluk yang sering mengalami bentuk ketidakadilan gender adalah perempuan. Perempuan selalu menjadi sosok nomor dua dalam pergaulan sosial dan hal itu telah berlangsung lama. Hal tersebut membangkitkan kesadaran bagi kaum perempuan untuk melakukan usaha-usaha demi tercapainya kesetaraan gender.
 
Berkaitan dengan hal itu muncullah suatu gerakan feminisme yang berusaha untuk memecahkan masalah ketimpangan gender dan berupaya mewujudkan pemahaman tentang kesetaraan gender yang sebenarnya. Inilah yang pada akhirnya menjadi hal yang penting dan menarik untuk dianalisis. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fakih (2003) bahwa dalam analisis gender, feminisme menjadi alat analisis bersama gerakan-gerakan lain untuk melakukan pemecahan masalah bersama-sama. Namun, sebenarnya tidak hanya perempuan saja yang mengalami bentuk ketidakadilan, tetapi laki-laki juga mengalami hal tersebut, hanya saja dari segi frekuensi lebih sedikit dibandingkan dengan perempuan.
 
Salah satu cerpen Karya Benny arnas yang berjudul "Ganja putih dan ceri ungu untuk kiai" dianggap cocok untuk dijadikan objek analisis gender. Cerpen tersebut dipilih sebagai objek penelitian karena isi novel tersebut banyak mengandung masalah gender yakni bentuk ketidakadilan gender. 
 
Dalam cerpen "Ganja putih dan ceri ungu untuk kiai" bercerita tentang perselisahan antara perempuan berkerudung putih dan perempuan berkerudung ungu yang sedang mencari titipan sang suami. Perselisahan itu terjadi karna perempuan berkerudung ungu yang terbawa emosi , disebabkan oleh rasa cemburu kepada suaminya yang milih perempuan berkerudung putih sebagai istri keduannya.
Dengan hal itu lah yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis ketidakadilan gender yang terdapat dalam novel tersebut dengan menggunakan dasar teori feminisme.
Berdasarkan pemaparan diatas, berikut beberapa bukti kutipan ketidakadilan gender yang ada dalam cerpen "Ganja putih dan ceri ungu untuk kiai" kaya Benny arnas.
 
1. Subordinasi
Subordinasi terhadap perempuan adalah penempatan perempuan pada posisi yang tidak penting, Fakih (2008:15).
 
“Suamiku marah. Dia menganggapku tidak telaten mengurus pemberiannya.”
 
“Katanya, istri mudanya lebih telaten mengurus semua barang pemberiannya. Katanya, istri mudanya lebih enak masakannya, termasuk nasi biryani kambingnya yang tak pernah anyir. Katanya, istri mudanya lebih pendiam dan tak banyak omong tapi cakap melakukan apa pun. Hebat di dapur. Hebat di ranjang. Hebat di ….”
 
Pada kutipan di atas menunjukkan adanya ketidakadilan gender berbentuk subordinasi, hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Fakih (2008:15). Di dalam cerpen diceritakan bahwa wanita berkerudung ungu merasa cemburu dan tidak banyak berperan penting ketimbang istri muda suaminya yang bisa memasak nasi biryani dengan enak, lebih pendiam ketimbang dirinya, dan cakap melakukan apapun. Perbandingan ini terjadi karna suminya yang memilih menikah lagi dengan Perempuan yang lebih muda sehingga Istri tuanya merasakan ketidakadilan dalam berumah tangga.
 
2. Beban Kerja
Biasa gender yang mengakibatkan beban kerja terbentuk dari adanya anggapan bahwa kaum perempuan memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala rumah tangga, berakibat semua pekerjaan rumah tangga menjadi tanggung jawab perempuan. Konsekuensinya, kaum perempuan harus bekerja keras dan lama untuk menjaga kebersihan dan kerapihan rumah. Terlebih-lebih jika si perempuan harus bekerja membantu mencari nafkah maka ia akan memikul beban kerja ganda, Fakih (2008:21).
 
“Suatu malam di pesantren, aku diminta suamiku mengurusi buka puasa ratusan santri kami karena, entah bagaimana, Marlika si kepala juru masak tidak masuk. Kau saat itu sepertinya masih di Turki, naik balon terbang di Kapadokia atau minum teh di pelataran Aya Sofia. Hebat kalian ya?”
 
“Aku bahkan minta Marlika mengirim putri-putrinya saking khawatirnya aku dengan rasa masakan itu, tapi mereka juga sedang sakit. Apes sekali!”
 
Pada kutipan di atas menunjukkan adanya ketidakadilan gender berbentuk beban kerja, hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Fakih (2008:21), Wanita berkerudung ungu yang bercerita kepada wanita berkerudung putih bahwa dirinya pernah diminta suaminya mengurusi buka puasa ratusan santri, karna juru masak sedang tidak masuk, Beban kerjaan masak ini merupakan beban kerja yang wajib wanita kuasai sedangkan wanita berkerudung ungu adalah wanita yang tidak terlalu pandai memasak, sehingga dirinya menjadi kawatir akan rasa masakannya.
 
3. Stereotipe
Secara umum stereotip adalah pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok tertentu, Fakih (2008:16).
 
“Aku pernah mendengar kalau kau melayani suamimu dengan sangatsangat telaten,”
 
Pada kutipan di atas menunjukkan adanya ketidakadilan gender berbentuk stereotipe, Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Fakih (2008:16), Secara umum stereotip adalah pelabelan atau penandaan terhadap suatu kelompok tertentu. Kalimat melayani suamimu dengan sangat-sangat telaten merupakan pelebelan yang diberikan wanita berkerudung ungu kepada wanita berkerudung putih dengan bahwasannya orang-orang sering berbicara bahwa wanita berkerudung putih ialah wanita yang sangat telaten, akan tetapi itu dibantah oleh wanita berkerudung putih karna ia tidak merasa sangat-sangat telaten ia hanya menunaikan kewajibannya sebagai istri yang wajib melayani suaminya.
 
Nah itulah 3 jenis ketidakadlian gender yang penulis temukan dalam cerpen "Ganja putih dan ceri ungu untuk kiai" karya Benny arnas. Dapat disimpulkan Ketidakadilan gender bisa terjadi kapan saja dan dimana saja dan menimpa laki-laki maupun perempuan disemua aspek dan tingkat kehidupan. Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya untuk menanggulangi ketidakadilan gender tersebut. Perlu adanya pemberian pemahaman tentang gender dan ketidakadilan gender sejak dini di kalangan masyarakat baik di lingkungan keluarga, pendidikan dalam hal ini sekolah, dan lain sebagainya.
 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Muhammad Andriansyah

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content

test

Rabu, 17 Juli 2024 08:22 WIB

img-content
img-content
Lihat semua

Terkini di Analisis

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Analisis

Lihat semua